KOLAKAPOS, Kolaka — Pipa penyaluran air milik PDAM Kolaka, tepatnya di kelurahan Ulunggolaka mengalami kebocoran Minggu (3/3). Direktur Utama PDAM KOlaka, Fachruddin mengatakan pipa tersebut memang belum sepenuhnya difungsikan bahkan belum diserahkan ke PDAM.
Ia menyebut, saluran perpipaan itu masih dalam tahap pemeliharaan oleh kontraktor selama enam bulan. “Setelah tahap pemeliharaan baru diserahkan kepada kami,” jelasnya. Meski terjadi kebocoran, tapi pelayanan air bersih tetap berjalan normal karena pendistribusian air melalui intake di Sakuli tetap berjalan.”Pasokan air dipastikan tidak terganggu, karena mesin Sakuli beroperasi,” jelasnya.
Kerusakan pipa penyaluran air PDAM itu juga menarik atensi DPRD Kolaka. Sekretaris komisi II DPRD Kolaka, Muhammad Anis Pamma, mengatakan kerusakan jaringan pipa transmisi dari intake Ulunggolaka itu merupakan kewenangan Dinas PU Kolaka. Karenanya, dinas PU harus berkoordinasi dengan kontraktor pelaksana untuk segera melakukan pemeliharaan. “Jadi kalau saya itu masih tanggung jawab Dinas PU, harus berkoordinasi dengan Kontraktor pelaksananya untuk melakukan perbaikan,” papar Legislator Golkar itu.
Sementara itu, ketua Komisi III DPRD Kolaka, Hasbi Mustafa, menilai Dirut PDAM Kolaka juga tidak boleh lepas tanggung jawab. Sebab menurut Legislator Hanura itu, proyek tersebut merupakan dana sharing APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN. “Untuk seluruh aktivitas pekerjaan Proyek PDAM yang telah dikerjakan oleh kontraktor, sumber dananya adalah dana sharing dari APBD kabupaten, provinsi dan APBN, jadi tidak boleh terlepas juga dari tanggung jawab PDAM. Kalau masih ada pemasangan pipa yang belum bagus, saya menyarankan dapat dikontrol satu persatu agar proyek tersebut betul-betul dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat,” ujarnya.
Dia juga menyatakan menyayangkan kejadian kerusakan tersebut, sebab kata Hasbi proyek tersebut seyogyanya dapat mengatasi keinginan masyarakat untuk mendapatkan air bersih dari PDAM. “Sesuai cita-cita bupati H. Ahmad Safei, bahwa proyek tersebut dapat dirasakan masyarakat Kolaka bahkan hingga ke kecamatan Baula, tetapi kita sayangkan belum sampai beberapa waktu sudah rusak, kualitasnya perlu dipertanyakan, jadi sangat disayangkan ada bawahan bupati yang tidak memahami cita cita dan keinginan bupati dalam menanggulangi kekurangan air bersih untuk masyarakat,” terang Hasbi. (mir/b)