1 SEPTEMBER 2020
Kolaka sedang menuju smart city. Dinas Kominfo memegang peranan penting untuk menciptakan dan mengaplikasikan teknologi informasi dalam tatanan birokrasi, serta menjadi jembatan antara program pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna. Bagaimana penerapan teknologi informasi dan apa saja yang telah dikerjakan oleh Diskominfo Kolaka, berikut wawancara redaktur Kolaka Pos, Nawir bersama Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kolaka, Muh. Arnan Amry.
Baik pak Kadis, pertama, apakah Pemkab Kolaka telah memiliki masterplan teknologi informasi di Kolaka?
Pemkab memang sudah memiliki rencana induk tekonologi informatika di kabupaten Kolaka. Itu merupakan acuan kita dalam rangka melaksanakan kebijakan dan arah pembangunan sebagaimana tugas pokok dan fungsinya Diskominfo Kolaka. Kemudian, juga itu bagian dari amanah negara dalam rangka pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) berdasarkan perpres nomor 95 tahun 2018.
Dengan SPBE diharapkan dapat lebih mengefektifkan dan mengefisiensikan pelayan kepada masyarakat, mengikuti tuntutan jaman dalam rangka memasuki era revolusi industri 4.0 ini. Karena dalam SPBE tersebut juga dibahas tentang rencana induk sistem pemerintahan berbasis elektronik secara nasional. Itulah yang menjadi turunan kita disini. Kemudian, dijadikan Perbup untuk Kominfo. Secara hirarki ini merupakan amanah UU No 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang tahun 2005 hingga 2025.
Untuk apasih SPBE itu?
Secara singkat SPBE ini mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Karena di dalamnya, itu sudah tidak bisa lagi ada rekayasa tanggal, apalagi kalau sudah tandatangan elektronik, tidak ada kebocoran keuangan, karena yang bermain itu surat elektronik.
Selain SPBE, apalagi penerapan teknologi pemerintahan di Kolaka?
Di kolaka kita sudah mengimplementasikan SIMAYA (sistem informasi Manajemen administrasi perkantoran maya) kemudian kita backup dengan e-surat yang sebntar lagi kita akan luncurkan. e-surat itu, akan digunakan diseluruh instansi dan OPD sehingga tdk ada lagi alasan OPD untuk tidak melayani masyarakat, karena siapapun pemangku kepentingan, ataupun masyarakat yang dilayani, itu sudah terkoneksi secara online, bahkan tanda tangan sudah elektronik.
Berarti ada perubahan pola kerja nantinya?
Ini kita sadari memang, dalam masa transisi seperti ini, kalau dalam teori generasinya, ada generasi baby boomer, ada generasi X, nah ini kita ini berada dalam masa transisi. Bagaimana kita membiasakan bekerja dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien. Kalau sebelumnya, tiap pekerjaan hanya bisa dilakukan satu kegiatan saja, tapi sekarang sudah bisa dikerjakan tiga sampai empat kegiatan.
Nah, apa saja yang dilakukan Pemkab untuk pelaksanaan SPBE itu?
Untuk mendukung, SPBE ini dan juga sebagaimana untuk mewujudkan kolaka sebagai kolaka smart city adalah dengan menghadirkan command center. Command center ini satu ruang atau pusat komando, yang kemudian kami sematkan aplikasi desicion making dimana bupati kolaka nanti dapat secara kontinyu dan ril time melihat kondisi seluruh OPD, sesuai dengan program dan perencanaan pembangunan, strategis, bupati bisa langsung lihat.
Contohnya Dinas PU. Dinas PU punya beberapa program kegiatan, dimana saja (kegiatan itu), sampai titik GPSnya kita ketahui. Kemudian sampai dengan konsultannya, bagaimana gambarnya, berapa serapan anggarannya, dan apa dampak terhadap masyarakatnya, hingga persentasenya dapat kita tahu.
Disitulah bupati Kolaka dapat menjadikan command center ini sebagai, basis data dari kabupaten Kolaka, sehingga kegiatan pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan itu dapat berjalan, dengan baik. Jadi ketika ada sumbatan atau kendala, pastinya akan kelihatan disitu.
Secara teknis, di command center itu ada aplikasi, namanya aplikasi desicion making aplication, artinya aplikasi pengambilan keputusan. Disitu nanti termuat data-data. Disitu juga kita ambil semua bidang data yang ada di SKPD yang secara otomatis akan terkoneksi di situ serta terkoneksi dengan beberapa aplikasi di Keuangan, di Bappeda, dan lainnya.
Nah bupati Kolaka itu bisa melihatnya, karena itu berbasis website. Nantinya kita coba berbasis android, jadi pak bupati bisa melihat dari handphone.
Jadi, command center dibuat untuk mendukung SPBE?
Iya, tapi bukan itu saja. Di command center ini juga, kita bisa memantau apa saja. Seperti contohnya, kita sudah memiliki CCTV di dalam kota Kolaka ini. Saat ini sudah terpasang 24 unit, tapi nanti secara bertahap kita tambah jumlahnya setiap tahun.
Untuk apa CCTV itu?
CCTV ini bisa memantau keadaan masyarakat di lingkungannya. Sekarang memang baru daerah protokol atau daerah utama kita pasang. CCTV ini juga karena sifatnya yang mampu memonitor kondisi keamanan dan ketertiban lingkungan, maka kita kerjasamasakan dengan Polres Kolaka. Itu sudah kita laksanakan.
Ketika ada kejadian seperti contohnya lakalantas, bisa langsung dilihat, dijadikan barang bukti, kalau ada pencurian, atau perampokan, kita bisa tau kendaraan apa, yang keluar masuk jam sekian.
Jadi cakupan Command Center ini luas sekali yah?
Iya. Di command center ini juga, kita sudah memiliki call center atau panggilan darurat yakni 112. Panggilan darurat ini untuk melayani masyarakat, seperti 911 di Amerika Serikat. Call center ini tidak sembarangan diberikan pemerintah pusat. Alhamdulillah dari tim asesmen Kominfo kita diberi nilai mampu untuk melaksanakan itu, dan sebentar lagi kita akan launching dan harus dikerjasamakan dengan kepolisian.
Jadi, kalau di Kolaka itu masuk call centernya itu 112. Saat menelepon 112 masyarakat akan dengan cepat terlayani. Contohnya ketika ada ibu hamil yang akan melahirkan, kalau ditelepon 112, itu secara spontanitas beberapa unsur seperti Satpol PP dan ambulans itu langsung ke lokasi.
Selain itu, ada beberapa aplikasi seperti dekat SMS Berjaya. Itu aplikasi untuk memantau lampu jalan, persampahan, ke-PU-an. Itu kita langsung merespon keluhan masyrakat karena langsung sampai ke instansinya. Jadi langsung ditanggapi secara cepat dan ketika tidak ada tanggapan, kami dari Kominfo ini akan memberikan surat kepada SKPD bersangkutan.
Bagaimana alur responnya?
Alurnya dari masyarakat mengakses call center, dan aplikasi SMS Berjaya ini. Kita sudah bentuk dan rapat awal dengan Polres, SAR, Satpol PP, Dinkes dan PMI, untuk membentuk tim satgas 112 ini. Tim ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah Kolaka, dibawah pimpinan H.Ahmad Safei dan Muhammad Jayadin, untuk membuat masyarakat merasa aman, nyaman dan tentram.
Bagaimana sokongan teknologi terhadap lini perekonomian?
Nanti dibidang perekonomian akan dimulai dengan menerapkan beberapa aplikasi yang dapat diakses masyarakat dalam rangka pemunuhan kebutuhan bahan pokoknya. Itu sudah bekerjasama dngan dinas Koperindag. Karena memang merupakan bagian dari tugas kita (Diskominfo Kolaka) untuk menggerakkan ekonomi kreatif diera revolusi industri 4.0 ini. Tujuan kita agar masyarakat menggunakan teknologi informatika secara masif dan baik kearah positif, seperti kewirausahaan.
Karena kita tahu bahwa dulu kalau mau berusaha itu membutuhkan banyak modal dan tempat untuk barang-barang. Tapi sekarang sudah berbasis kemandirian masyarakat. Contoh, ibu rumah tangga kini dapat berkontribusi dalam pendapatan keluarga melalui keterampilan yang dimilikinya, seperti membuat makanan. Itu, untuk pemasarannya, kini tidak harus keluar rumah lagi, bisa dilakukan secara online.
Ini juga merupakan peletakan dasar-dasar budaya etika, bersosial media atau berinformatika. Jika tadinya disibukkan hal yang membuly di Sosmed, atau hal yang tidak positif di Sosmed, tapi sekrang mulai kearah positif dan mempunyai nilai tambah.
Apakah itu sudah diterapkan Diskominfo?
Untuk hal tersebut, kami dari Dinas Kominfo sudah dua kali melaksanakan literasi bagi ibu rumah tangga, dalam rangka berwirausaha dengan teknologi informatika. Itu pertama di Indonesia. Saat itu kita kerjasama dengan Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo Makassar. Alhamdulillah kita bisa meliterasi ibu rumah tangga. Tapi karena kondisi pandemi, sekarang bisa melalui teleconference mereka dilatih.
Kemudian itu, Badan Litbang Kominfo melihat sebagai hal positif, sehingga kami diberikan literasi yang kedua kalinya. Literasi itu dihadiri oleh anggota DPR RI dan beberapa pejabat Kementerian Kominfo. Kita meliterasi kembali ibu rumah tangga untuk berwirausaha memanfaatkan teknologi informatika.
Wah mantap juga ya kehadiran Command Center ini?
Iya. Semuanya itu tidak terlepas dari keberadaan command center ini. Kami Diskominfo intinya, bagaikan sebuah pabrik, tinggal melihat apa kebutuhan masyarakat, kita suplay.
Apakah itu berarti sekarang Kolaka sudah menjadi Smart City?
Mmmh.. untuk menjadi Kolaka Smart City sudah barang tentu kita dulu yang harus baik, artinya OPDnya dulu. Jadi kita mendorong setiap OPD, untuk aktif dan penilaiannya dengan tata kelola berbasis elektronik. Kalau itu sudah dilakukan, ada interaksi di masyarakat, menggunakan komunikasi teknologi informatika. apakah itu aplikasi yg dikembangkan oleh Diskominfo atau bukan.
Nah kolaka smart city ini, kita membayangkan suatu daerah dengan kondisi keamanan yang baik, masyarakat merasa nyaman, terlindungi dan mudah untuk berusaha. Mudah untuk berusaha ini artinya termasuk mengembangkan ekonomi kreatif seperti usaha kecil dan menengah.
Makanya, kami sangat concern dengan hal itu. Contohnya, ketika masyarakat menginginkan data, bisa melalui PPID disetiap OPD. Saya juga sudah menyampaikan kepada Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo, untuk mengawal PPID ini agar setiap ada informasi yg sifatnya wajib, harus tersampaikan pada masyarakat. Agar masyarakat tidak buta terhadap informasi.
Lalu bagaimana “menghubungkan” OPD dengan masyarakat? Apakah OPD harus memiliki teknologi aplikasi sendiri?
Jadi, jika ada OPD yang menginginkan aplikasi atau membuat aplikasi media, kami dari Kominfo sudah bisa membuat aplikasi itu. Kita tidak perlu lagi bayar tenaga ahli karena kami sudah memiliki tenaga programer sebanyak lima orang PNSnya tiga orang dan honorer dua orang, itu diluar dari kepala bidangnya. Aplikasi yang kami buat, bisa diakses melalui playstore ada yang berbasis web ada juga yang berbasis android.
Jika ada SKPD yang ingin membuat aplikasi, kami siap membuatkan. Kami hanya membutuhkan alur pikirnya nanti ketika ingin mengalihbahasakan ke komputer, kami undang OPD tersebut untuk memastikan aplikasi tersebut sesuai alur pikirnya. Tujuannya untuk mempermudah kinerja OPD.
Berarti OPD di Kolaka sangat antusias dengan teknologi ya?
Mungkin ini hikmah dari pandemik Covid-19. Sebab dulu, jujur saya bilang agak setengah mati saya untuk mensosialiskan aplikasi ini karena rata-rata terjadi penolakan. Tapi dengan adanya Covid yang mengharuskan video conference, mengharuskan komunikasi dengan menggunakan teknologi informatika ini, akhirnya berangsur-angsur orang sudah paham. Jadi itu salah satu dampak positif pandemik Covid-19 akhirnya semua sudah paham berteknologi.
Saat ini kita harus menerapkan lagi dasar-dasar budaya positif dalam berkomunikasi melalui teknologi informatika ini seperti whatsapp dan facebook.
Karena kenyataannya, ada beberapa grup WA misalnya, yang di dalamnya ada ASN yang notabene bisa menjadi narasumber bagi anggota grup lainnya, malah berbicara sembarang atau bercanda yang tidak benar. Untuk grup WA dilingkup ASN Pemkab, sekarang kita sudah mulai arahkan itu digunakan untuk berkoordinasi, mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaannya sehingga tujuan dari grup itu tercapai.
Sudah berapa SKPD yang saya panggil untuk mengkonfirmasi beberapa pernyataan-pernyataan yang tidak benar, karena ini bisa membuat masyarakat jadi gaduh akibat pernyataan tidak berdasar sehingga terjadi miskomunikasi dimasyarakat.
Mantap, terimakasih pak Kadis atas penjelasannya, semoga Kolaka segera menjadi Smart City sesuai keinginan kita semua
Aamiin. Terimakasih.