Kolaka, 19 November 2025 – Tim Ekspedisi Patriot IPB University yang bertugas di Kawasan Transmigrasi (KT) Anawua melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama warga dari berbagai desa untuk merumuskan permasalahan, peluang, serta arah kebijakan pengembangan wilayah. Forum ini menghadirkan petani, perangkat desa, penyuluh, tokoh masyarakat, serta perwakilan kelompok perempuan sebagai bagian dari upaya memperkuat pembangunan berbasis aspirasi lokal.

FGD ini menjadi wadah dialog antara Tim Ekspedisi Patriot dan masyarakat untuk menggali isu-isu mendasar yang dihadapi transmigran, mulai dari sektor perkebunan, pertanian pangan, peternakan, perikanan, hingga kondisi sosial-ekonomi dan infrastruktur desa. Melalui diskusi terbuka, warga menyampaikan berbagai pandangan terkait kondisi aktual lapangan serta kebutuhan strategis yang perlu direspon pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Dalam sektor perkebunan, peserta mengidentifikasi sejumlah kekuatan, seperti peluang ekspor kelapa sawit dan dampak ekonominya bagi lapangan kerja. Namun, warga juga menyoroti persoalan rendahnya SDM, kurangnya subsidi pupuk, harga TBS yang tidak stabil, hingga minimnya sosialisasi budidaya dan penggunaan input pertanian yang tepat . Pada komoditas kelapa, kebutuhan replanting, minimnya hilirisasi, belum adanya standar ekspor untuk pengolahan sabut, serta maraknya pencurian buah menjadi persoalan yang terus berulang.
Di sektor padi, warga mengungkapkan kendala keterlambatan bantuan, harga gabah yang rendah karena ketergantungan pada tengkulak, hingga belum modernnya alat mesin pertanian. Untuk kakao, tantangan utama meliputi tanaman tua, penyakit PBK, harga yang tidak stabil, serta ketiadaan program hilirisasi di tingkat kabupaten. Sementara pada sektor peternakan, pelatihan pakan, kesehatan hewan, ketersediaan sarana kandang, serta maraknya pencurian ternak menjadi isu krusial yang perlu perhatian segera .
Isu di sektor perikanan dan tambak juga mengemuka, mulai dari kurangnya pelatihan, minim penyuluh di dua kecamatan, pencemaran air laut, hingga harga produk yang fluktuatif. Selain itu, keberadaan walet turut menjadi peluang sekaligus ancaman, karena adanya serangan hama seperti tikus dan tokek.
Pada aspek infrastruktur, warga menekankan kebutuhan mendesak perbaikan jalan, jembatan, saluran drainase, serta peningkatan kualitas air bersih dan fasilitas kesehatan. Beberapa desa juga masih terdampak banjir akibat saluran air yang belum tersambung dengan baik dan kondisi hutan yang gundul. FGD turut menyoroti ancaman sosial seperti maraknya penggunaan narkoba di sejumlah desa, rendahnya pengawasan keluarga, hingga belum optimalnya langkah pencegahan di tingkat komunitas .
Melalui diskusi panjang, warga dan Tim Ekspedisi Patriot bersama-sama merumuskan berbagai rekomendasi kebijakan, mulai dari penyuluhan intensif, pembenahan jadwal distribusi bantuan pertanian, pembangunan infrastruktur jalan produksi, penguatan pasar desa, penanganan banjir, peningkatan layanan puskesmas, hingga pelatihan hilirisasi komoditas dan pengolahan limbah kelapa .
FGD ini menjadi bukti bahwa upaya pengembangan KT Anawua tidak hanya bertumpu pada riset akademik, tetapi juga pada suara dan pengalaman nyata masyarakat. Tim Ekspedisi Patriot IPB berkomitmen menjadikan aspirasi warga sebagai dasar penyusunan rekomendasi strategis dalam mendukung peningkatan kesejahteraan transmigran dan percepatan pembangunan kawasan secara berkelanjutan.
